Laporan Agroekologi : Biomassa Padang Rumput


I. PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang
            Padang rumput merupakan suatu areal di habitat terestial yang ditumbuhi tanaman penutup permukaan tanah (Chaenaephytes). Bioma padang rumput ini sudah sejak lama hadir, dan arealnya semakin bertambah luas akibat mekanisi yang dilakukan oleh manusia, kegiatan manusia tersebut berupa pembukaan hutan yang tidak bijaksana serta sistem perladangan yang berpindah-pindah.
            Kehadiran ekosistem padang rumput mempunyai peran yang sangat penting terhadap lingkungan. Daerah padang rumput berfungsi sebagai pencegah terjadinya pengikisan tanah akibat aliran air di permukaan (surface run off) maupun tiupan angina. Dengan adanya tanaman rerumputan, maka butiran air yang jatuh/tiupan angina tidak bersentuhan langsung dengan partikel-partikel tanah yang berada di permukaan. Dengan demikian kandungan hara pada lapisan tanah bagian atas (top soil) dapat dipertahankan lebih baik bila dibandingkan dengan lahan pada daerah yang terbuka. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adaah padang rumput menyediakan bahan hijauan makanan ternak (grazing land) dalam hamparan yang relatif luas, sehingga dapat menunjang kehidupan hewan-hewan herbivora seperti sapi,bison,rusa dan kambing. Oleh karena itu, suatu areal padang rumput perlu mendapat perhatian untuk dikelola, sehingga ekosistemnya dapat terus dipertahankan.
            Sebagai situasi ekosistem, komunitas organisme yang dijumpai meliputi tanaman rerumputan, hewan-hewan herbivora, dan berbagai jenis hewan lainnya yang berfungsi sebagai organisme pengurai (dekomposer), organisme-organisme tersebut saling berinteraksi dan cenderung menciptakan keseimbangan di dalam ekosistemnya. Selain itu, factor fisik-kimia lingkungan turut berperan dalam menciptakankondisi yang khas dari ekosistem padang rumput. Pengukuran biomas turut berperan dalam menciptakan kondisi yang khas dari ekosistem padang rumput. Pengukuran biomas yang akan dilakukan pada percobaan ini dapat menyingkap keunikan dari ekosistem padang rumput di suatu daerah.
            Daerah yang dipergunakan sebagai lokasi sebagai lokasi ekosistem adalah padang rumput yang memiliki karakteristik tertentu, seperti pengaruh daerah pasang air laut, daerah lembah bukit, daerah subur dan yang kurang subur, dan lain-lain sebagainya.

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum agroekologi dengan judul pengukuran biomassa padang rumput adalah untuk mempelajari cara-cara pengukuran biomassa dan mengetahui biomassa tumbuhan bawha persamaan luas,persatuan waktu, untuk biomassa keseluruhan jenis atau sejenis, terutama biomassa diatas permukaan tanah.



II. TINJAUAN PUSTAKA



Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Biomassa salah satu ukuran yang berguna dan mudah diperoleh, tetapi tidak memberikan petunjuk dinamika populasi. Pengamatan terhadap biomassa membuat tertarik para peneliti ekologi dengan alasan pada produktivitas pada biomassa karena bila bobot kering suatu komunitas dapat ditentukan pada waktu tertentu dan laju perubahan bobot kering dapat diukur, data itu dapat diubah menjadi perpindahan energi melalui suatu ekosistem. Dengan menggunakan informasi ini ekosistem yang berbeda dapat dibandingkan dan efisien nisbi untuk perubahan penyinaran matahari menjadi bahan organik dapat dihitung (Indriyanto, 2006). Salah satu perhitungan biomassa adalah biomassa pada tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah secara tidak langsung mempunyai peranan terhadap penyerapan karbon dioksida karena tumbuhan bawah mampu menjaga kelembaban sehingga proses dekomposisi yang cepat dapat menyediakan unsur hara untuk tanaman pokok. Di sini siklus hara dapat berlangsung sempurna, guguran yang jatuh sebagai serasah akan di kembalian lagi ke pohon dalam bentuk unsur hara seperti diketahui akan diuraikan oleh bakteri (Ewusie, 1990)
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di dalam ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling beinteraksi dan saling berpengatuh terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor lingkungan dimana tumbuhan tersebut akan memberikan respon menurut batas toleransi yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut (Indriyanto, 2006).
Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap karbondioksida (CO­­2) dari udara dan mengubah zat ini menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Berbeda dengan hewan, tumbuhan membuat makanannya sendiri yang disebut dengan produktivitas primer yang terbagi atas produktivitas primer bersih dan produktivitas primer kotor (Heddy, 1986).
Mengingat besarnya peranan bahan organik dalam meningkatkan produktivitas tanah, maka perlu dicari sumber bahan organik yang berpotensi dan tersedia secara lokal. sumber bahan organik yang berpotensi sebagai penyedia unsur hara adalah bahan organik yang berkualitas tinggi yaitu memiliki C/N ratio. Biasanya masyarakat di lahan kering memanfaatkan sumber bahan organik yang berasal dari lingkungan usaha taninya seperti sisa panen tanaman pangan ataupun sisa tanaman legum. Tetapi ketersediaan bahan organik dari sumber ini menjadi terbatas karena digunakan juga sebagai pakan ternak. Selain pemanfaatan sisa panen, kotoran ternak juga dapat digunakan sebagai sumber bahan organik. Namun keadaan pemeliharaan ternak yang tidak terkonsentrasi pada satu tempat menyebabkan sumber bahan ini juga menjadi terbatas dan membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk pengangkutan ke lokasi (Odum, 1993).



III. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum pengukuran biomassa padang rumput ini dilaksanakan di bawah jembatan  lamnyong pada hari sabtu Tanggal 23 November 2013 jam 15:00 – 17:00 WIB.

3.2 Alat dan bahan
1) Bahan pengawet formalin
2) Kantong plastic/kertas
3) Kuadrat berukuran 0,5 m x 0,5 m
4) Gunting rumput
5) Cangkul/sekop
6) Pisau
7) Botol sampel
8) Jaring insekta (insect net)
9) Alat timbangan

3.3 Prosedur kerja
            Para mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok besar yang didasarkan atas tiga lokasi yang karakteristik pengambilan contohnya berbeda di lapangan,yaitu sebagai berikut :
a.    Lokasi I
Lokasi ini terdiri dari beberapa kelompok yang mengadakan pengumpulan contoh di daerah datar di bagian atas dari lokasi dan atau dekat dengan pengaruh pasang air laut.
b.   Lokasi II
Pada lokasi ini terdiri dari beberapa kelompok yang mengadakan pengumpulan contoh di daerah peralihan antara lokasi yang berslope miring dan atau daerah yang terletak di antara kedua lokasi yang ekstrim. Daerah ini diperkirakan lebih insentif mengalami erosi dan atau bentuk peralihan antaranya.
c. Lokasi III
    Pada lokasi ini juga terdiri dari beberapa kelompok yang mengadakan pengumpulan contoh di daerah padang rumput yang datar di bagian lembah dan atau daerah yang jauh dari pengaruh pasang air laut, daerah ini diperkirakan menerima endapan erosi yang berasal dari bagian atas. Atau daerah ini tidak atau hamper tidak dipengaruhi oleh air pasang, sehingga biomassanya berbeda dengan kedua lokasi yang lain.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Bagian dari ekosistem
(G)
Berat kering oven container + Organisme
(T)
Berat container
(W)
Berat organisme
(G.T)
(A)
Total area sampel (m2)
(B)
Biomassa
(gr/m2)
(W/A)
Vegetasi
24,03
9,62
16,63
50x50
16,63
Roots
15,07
9,60
5,47
50x50
5,47
Litter
26,10
9,47
14,41
50x50
14,41
Total Vegetasi
65,2
28,69
36,51
50x50
36,51
Cacing
-
-
-
-
-
Insekta tanah
44,81
44,48
0,33
50x50
0,33
Insekta atmosfer
43,68
43,05
0,63
50x50
0,63
Total Hewan
88,49
87,53
0,96
-
0,96
Total Vegetasi dan Hewan
153,69
116,22
37,47
-
37,47

4.2 Pembahasan
            Biomassa di definisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas. Biomassa vegetasi merupakan berat bahan vegetasi hidup yang terdiri dari bagian atas dan bagian bawah permukaan tanah pada suatu waktu tertentu. Pengukuran biomassa dilakukan pada tiga tempat yakni tegakan pohon (di atas permukaan tanah), serasi (di permukaan tanah), dan akar yang berada di bawah permukaan tanah, yang semuanya dilakukan dalam petak contoh. Untuk mengukur biomassa vegetasi di atas permukaan tanah dapat dilakukan dengan dua cara yakni : pertama, metode pendugaan dengan menggunakan persamaan allometrik W= aDb, kedua, untuk pengukuran biomassa tumbuhan bawah atau rumput – rumputan / semak dilakukan dengan petak contoh.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan pengukuran biomassa tumbuhan bawah dengan metode petak contoh, mengamati dua data yang berasal dari dua lokasi pengamatan berbeda yaitu semak belukar yang berada di bawah tajuk naungan dan padang rumput yang berada di tempat terbuka. Dari macam jenis yang ditemukan, jenis tumbuhan yang ditemukan pada daerah padang rumput ditemukan 3 jenis. Pada lokasi semak belukar ditemukan Vegetasi dengan total Berat Kering Tanur (BKT) 9,62s ton/ha, Roots dengan total BKT 9,60 ton/ha dan Litter dengan total berat BKT 9,47 ton/ha.
Tujuan dari penghitungan biomassa adalah untuk menduga potensi serapan karbon yang tersimpan di dalam suatu vegetasi terutama vegetasi padang rumput, karena 50 % biomassa tersusun oleh karbon. Sehingga pada pembuatan grafik biomassa total per jenis per lokasi, tumbuhan Leptochioa chinensis menunjukkan grafik dengan jumlah terbanyak biomassanya. Ini menunjukkan bahwa pada Vegetasi memiliki potensi serapan karbon terbanyak sebesar 16,63 g/m2 di komunitas semak belukar tersebut.sedangkan Roots yaitu sebesar 5,47 g/m2, dan Litter 14,41 g/m2. Tumbuhan padang rumput sama – sama memiliki pengaruh terhadap potensi serapan karbon pada penghitungan biomassa, karena tumbuhan di padang rumput mempunyai peran penting dalam tempat penyimpanan karbon hasil fotosintesis.



V. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah pada proses pengukuran biomassa tumbuhan bawah harus diperhatikan dengan benar penimbangan berat basah dan berat kering tumbuhan yang di ukur potensi biomassanya, agar tidak terjadi kesalahan sewaktu menghitung BKT tumbuhan tersebut.
1)      Biomassa merupakan ukuran yang berguna dan mudah diperoleh, tetapi tidak memberikan petunjuk dinamika populasi.
2)      Tidak semua spesies memiliki kebutuhan hara yang sama untuk memproduksi sejumlah biomassa dengan ukuran yang sama.
3)      Jenis tumbuhan bawah sangat dipengaruhi oleh faktor ketersediaan air dalam lingkungannya.
4)      Pada lokasi ekosistem padang rumput terdapat 3 tiga jenis tumbuhan bawah yaitu rumput teki (Cyperus rotundus), rumput pait (Axonopus compressus), dan jenis maman (Cleome rutidosperma).

5.2 Saran
            Praktikan sebaiknya sungguh-sungguh diikuti dan harus memahami materi dengan baik serta menjaga ketertiban agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.



DAFTAR PUSTAKA


Ewusie.1990.Ekologi dasar.Redmaja Rosda Karya. Bandung

Heddy.1986.Pendidikan lingkungan dan ekosistem.Graha media.Jakarta

Indriyanto.2006.Dasar-dasar Ekologi.Bima nusa.Jakarta

Resosoedarmo, S., K. Kartawinata, dan A. Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi. Penerbit Redmaja Rosda Karya. Bandung

Setiadi, Y. 1983. Pengertian Dasar Tentang Konsep Ekosistem. Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta
Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1982. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manejemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Odum, 1993.Ekologi.Depertemen pendidikan.Bogor

Posting Komentar

0 Komentar