I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Individu tanaman dalam satu komunitas saling
berinteraksi, baik interaksi tumbuhan sejenis (intra spesies) maupun interaksi
dengan jenis lain (ekstra spesies). Interaksi tersebut dapat saling
menguntungkan atau merugikan salah satu daripadanya. Dengan kata lain interaksi
tersebut dapat bersifat mutualistic atau kompetitif. Individu tanaman akan
berkompetisi satu dengan yang lainnya dalam memanfaatkan sumber daya seperti
unsur hara, air, udara, cahaya, ruangan dan sebagainya.
Umumnya persaingan antara tumbuhan sejenis lebih ketat
dari pada persaingan tumbuhan yang berlawanan jenis. Hal tersebut disebabkan
oleh karena kebutuhan terhadap sumber daya yang relative sama dengan jumlah
maupun jenisnya. Malah satu jenis dengan jenis lainnya bila tumbuh berdekatan
akan saling menguntungkan, sehingga tidak saling terjadi penekanan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakikatnya adalah
pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam
penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur
dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan
mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intra spesies.
Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka
semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap
jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat
pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka
dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis
maupun berbeda spesies.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis
tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada
satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut
tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat
tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal
ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan
jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan
mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan
ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan
kacang hijau dan jagung.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
agar mahasiswa mampu mengevaluasi sejauh akan terjadi persaingan antara
beberapa tanaman pertanian yang ditanam berdekatan dalam memanfaatkan sumber
daya yang terbatas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor lingkungan akan
mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor
lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa
tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya
vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu.
Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan.
Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya,
yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu.
Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).
Kompetisi adalah interakksi antar
individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat
terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan
reproduksi individu penyaing, sedangkan kompettisi didefinisikan sebagai
interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka.
Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada
satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan
sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan
sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang
menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya,
CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Secara teoritis ,apabila dalam
suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi
diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya
adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi
antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar
spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang
mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi
dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya
pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal
tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion
principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu
kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative
competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber
daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition),
yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain,
meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses
ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang
berpengaruh negatif pada individu lain (Noughton,1990).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum kompetisi ekstra dan
intra spesies ini dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas syiah kuala
pada hari rabu tanggal
3.2.
Alat dan bahan
1) Benih
(kacang hijau dan jagung manis)
2) Pupuk
kandang, pupuk urea, SP 36 dan KCL
3) Insektisida
dan fungisida
4) Alat
(cangkul, gembor, meteran, timbangan dan lain-lain
3.3.
Prosedur kerja
1) Setiap
kelompok terdiri dari 6 orang, cangkul tanah sedalam ± 20 cm, selanjutnya
buatlah bedengan dengan ukuran 2 m x 1 m. setiap grup sebanyak 3 bedeng, yaitu
untuk kacang hijau, jagung manis (monokultur) dan untuk tumpang sari jagung dan
kacang hijau.
2) Dua
hari sebelum tanam taburkan pupuk kandang yang sudah terdekomposisi sempurna ke
atas bedengan selanjutnya aduk rata dengan tanah lapisan atas. Dosis pupuk
kandang adalah 10 ton/ha (3 kg/bedeng).
3)
Pemupukan
Pupuk
urea untuk jagung manis monokultur dan tumpang sari 250 kg/ha (100 g/plot)
pupuk SP 36 dan KCL dengan dosis 150 kg/ha (60 g/bedeng). Pupuk urea diberikan
2 tahap untuk jagung, dosis pada saat tanam dan ½ dosis lagi umur 30
HST. Pupuk SP 36 dan KCL seluruh dosis diberikan pada saat tanam. Cara
pemupukan diberikan dengan membuat larikan disamping tanaman (lubang tanam).
4) Buatlah lubang pada setiap bedeng
dengan alat tugal,jarak tanam untuk jagung manis adalah 80 cm x 40 cm, kacang
hijau 20 cm x 20 cm, tanam kacang hijau diantara jagung, setiap lubang tanam
ditanam 3 benih (untuk jagung maupun kacang hijau). Pada umur 10 hari setelah
tanam (HST) dilakukan penjarangan, yaitu setiap lubang tanam tinggalkan 2
tanaman yang bagus pertumbuhannya. Denah bedengan penanaman jagung dan kacang
hijau adalah sebagai berikut :
5) Pemeliharaan
Segera setelah penanaman lakukan
penyiraman, penyiraman dilakukan setiap hari kecuali hari hujan. Penyiangan
rumput dilakukan pada umur 15 dan 30 hari setelah tanam atau tergantung pada
keadaan di lapangan, pada saat itu juga dilakukan pembumbunan dan penggemburan
tanah di sekitar tanaman.
6) Pengamatan
a)
Amatilah
tinggi tanaman jagung manis dan kacang hijau pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu
setelah tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi
masing-masing 10 tanaman sampel.
b)
Jumlah
daun jagung umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam.
c)
Jumlah
cabang untuk tanaman kacang hijau pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah
tanam.
d)
Berat
tongkol jagung berkelobot dan tanpa kelobot pertanaman serta panjang tongkol.
e)
Jumlah
polong kacang hijau pertanaman dan berat biji kering per tanaman.
f)
Hitung
berat tongkol berkolot per hektar dan berat biji kering kacang hijau perhektar.
g)
Hitung
nisbah kesetaraan lahan.
h) Hitung indeks kompetisi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil Terlampir.
4.2 Pembahasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan
lain.Faktor eksternal yang menjadi perebutan antar tanaman diantaranya
intensitas cahaya, unsur hara, suhu, air, oksigen , dan karbondioksida. Selain
faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan
fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah,
udara,angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga
dapat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat
mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung
pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi
biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang
berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya
dan faktor fisik lainnya.
Ruang merupakan faktor yang
penting dalam persaingan antar spesies karena ruang sebagai tempat hidup dan
sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar dapat menyebabkan tingginya
tingkat persaingan. Faktor utama yang memengaruhi persaingan antar jenis
tanaman yang sama diantaranya adalah kerapatan. Pengaruh kerapatan tanaman
terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu semakin besar kerapatan tanaman maka
semakin kecil diameter dan tinggi tanaman dan semakin kecil kerapatan tanaman
maka semakin besar diameter dan tinggi tanaman yang ada. Hal ini disebabkan
karena kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman sejenis banyak tumbuh di
ruang sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan air, dan nutrisi yang
jumlahnya terbatas.
Kompetisi intra adalah persaingan
yang terjadi pada tanaman yang ditanam pada tempat yang sama. Kompetisi dapat
terjadi karena tumbuhan tersebut saling memperebutkan unsur hara yang terdapat
dalam tanah dimana kedua tanaman tersebut ditanam. Terjadinya kompetisi antara
tanaman sejenis tersebut mengakibatkan pertumbuhannya terhambat.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
interaksi antara satu populasi
dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah
bersifat persaingan (kompetisi).
Persaingan
terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama
sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang
cukup. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan
interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis
tanaman, dan waktu lamanya tanaman hidup. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka
pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya
atau unsur hara dari tanah semakin ketat. Cepat atau lambatnya perkecambahan
pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam
berkompetisi. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman
mati.
5.2
Saran
Praktikan sebaiknya
sungguh-sungguh diikuti dan harus memahami materi dengan baik serta menjaga
ketertiban agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Irwan.2007.Prinsip-Prinsip
Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kastono.2005.Ekologi
Hutan. Bumi Aksara: Jakarta
Noughton.1990.Ekologi
Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta
Soemarwoto.1983.Ekologi
Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta
Fadlah,S.2011.Laporan
praktikum biologi
(http://syara-fadlah.blogspot.com/2011/11/laporan praktikum-ekologi-kompetisi.html)
0 Komentar