I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat
dalarn alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH20; misalnya, rumus
molekul glukosa. ialah C6H12O6 (enam kali CH20). Senyawa ini pemah disangka
"hidrat dari karbon," sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun
1880-an disadari bahwa gagasan "hidrat dari karbon" merupakan gagasan
yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton
atau turunan mereka.
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir)
dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara
pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut
gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka takdapat
dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu
disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu
satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya
terasa manis.
Karbohidrat yang tersusun dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk
sebgai oligosakarida. Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh
dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Contoh
polisakarida adalah pat,I, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan
selulosa, penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari
kapas.
1.2. Tujuan percobaan
Untuk mengetahui ada tidaknya pada larutan
sukrosa,glukosa,fruktosa dan aquades.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat adalah polimer aldehid
atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang
terbentuk. Nama karbohidrat digunakan
pada senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn
yaitu mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori
(kilojoule) energi pangan per gram.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa,
warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam
makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita.
(Dawn B, 2000).
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti
selulosa, pektin serta lignin (William, 1994). Ada dua macam karbohidrat yaitu
karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya
nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks
adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida,
berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur
molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid
atau polihidroksiketon (Ramsden, 1994).
Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman
karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui
proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno FG, 2004).
Uji Benedict adalah
untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang
mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa.
Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang
mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari
pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka
ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa
yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan
Benedict (Zulfikar, A. 2010).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan dan Alat
percobaan
Bahan : -
Glukosa 1%
- Fruktosa 1%
- Sukrosa 1%
- Reagent Benedict
Alat : - Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet volume
- Pemanas/Hot plate
- Beaker glass
3.2.
Prosedur Percobaan
1)
3 tabung reaksi disiapkan.
2)
Masing-masing tabung reaksi diisi dengan
Glukosa 1%, Fruktosa 1% dan Sukrosa 1% sebanyak 1 ml.
3) Reagent benedict ditambahkan pada masing-masing
tabung 2 ml.
4) Perubahan yang terjadi diamati.
5) Larutan dipanaskan sampai mendidih selama 10
menit.
6) Percobaan diulangi sekali lagi.
7) Perubahan yang terjadi diamati.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Bahan
Uji
|
Hasil
uji (+/-)
|
Warna
|
Endapan
|
Fruktosa 1%
|
Positif (+)
|
Hijau-kuning
|
Merah bata
|
Sukrosa 1%
|
Positif (+)
|
Hijau-kuning
|
Merah bata
|
Glukosa 1%
|
Positif (+)
|
Biru
|
Merah bata
|
Aquades
|
Negatif (-)
|
Biru
|
-
|
Hasil
pengamatan uji benedict dilakukan setelah dipanaskan pada suhu 1000
C selama 10 menit :
- Pada Fruktosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-kuning dan kupro oksida yang diendapkan berwarna merah bata, memiliki endapan yang halus dan jumlahnya lebih banyak.
- Pada Sukrosa, hasil uji benedict bersifat positif (+), menimbulkan warna biru,tetapi kupro oksida yang diendapkan berwarna merah bata,memiliki endapan yang halus dan jumlahnya banyak.
- Pada Glukosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-kuning, kupro yang diendapkan berwarna merah bata, memiliki endapan yang kasar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan fruktosa dan sukrosa.
- Pada Aquades, hasil uji benedict bersifat negative (-), tidak menimbulkan warna (tetap), kupro oksida yang di endapkan tidak ada karena aquades tidak ada zat yang mereduksinya.
4.2
Pembahasan
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir)
dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara
pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut
gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka takdapat
dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu
disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu
satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya
terasa manis.
Gula reduksi dengan
larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, Natrium sitrat, Natrium
karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna
merah dari kupro oksidasi. Jika tidak ada zat yang
mereduksi maka larutan benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Tetapi
apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi terlihat
sebelum dipanaskan.
Dari Praktikum yang
kami lakukan salah satunya pada bahan fruktosa hasil uji benedictnya bersifat
positif (+) menimbulkan hijau-kuning dan kupro oksida yang diendapkan berwarna
merah bata serta memiliki endapan yang halus dan jumlahnya lebih banyak.Jadi
bila kami hubungkan dengan teori yang ada maka benar bahwa gula reduksi dengan
larutan benedict terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilka endapan berwarna
merah dari kupro oksidasi.
V.
KESIMPULAN
1. Urutan
larutan berdasarkan kepekatannya adalah glukosa, laktosa, dekstrosa, sukrosa,
dan amilum.
2. Waktu
pemanasan mempengaruhi larutan dalam mereduksi.
3. Perubahan
warna disebabkan oleh terjadinya pemecahan molekul karbohidrat dari yang lebih
kompleks (polisakarida) menjadi lebih sederhana (monosakarida).
4. Larutan
yang mengandung karbohidrat akan berwarna kemerahan.
5. Gula
reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, Natrium sitrat,
Natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan
berwarna merah dari kupro oksidasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Brown,
Wiliam H. 1994. Biokimia jilid II.
EGC : Jakarta
Dawn,B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC : Jakarta
Hawab,
H. M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayumedia.
Publishing : Malang
Ramsden.1994. Biokimia dalam kehidupan. Gramedia : Jakarta
Riawan,
S. 1990. Kimia Organik Binarupa. Jakarta: Aksara
Winarno,
F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia : Jakarta
0 Komentar