I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi
yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi
matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan
air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa
yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada
buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut
proses fotosintesis.
Secara
biokimia karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau polihidroksil-keton,
atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis.Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida
atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n ,yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat
yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan
nutrient utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran
darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap
glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada
proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka
karbon monoksakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis
molekul organic kecil lainnya,termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai
nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam
menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan
karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70%-80%. Bahan makanan sumber
karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras),
umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
1.2. Tujuan Percobaan
- Mengenal berbagai macam
karbohidrat
- Menjelaskan cara pengujian tentang adanya karbohidrat
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Produk utama
karbohidrat adalah karbondioksida, hidrogen, metan, asam lemak rantai pendek
yang mudah menguap. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk
menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test
yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch.
Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan
tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk
menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan
memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direksikan dengan alphanaftol dan
asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak
sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan
turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alphanaftol untuk membentuk
produk berwarna (Pratana, 2003).
Berbagai senyawa yang
termasuk kelompk karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya,
yaitu dari senyawa yang sederhana yang memiliki berat molekul 90 hingga senyawa
yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut
dibagi kedalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan
olisakarida, dan golongan polisakarida. Monosakarida terdiri atas beberapa atom
saja dan tidak dapat diuraikan secara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton. Gliseraldehide dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas 3
karbon dan mempunyai gugus aldehide. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa
karena terdiri atas 3 atom karbon dan mempunyai gugus keton (Supriyanti, 2005).
Monosakarida memiliki
beberapa jenis yaitu glukosa, merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut
dekstroksa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah
kanan, glukosa terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia.
Didalam dunia perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa
yang sangat pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi.
Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam.
Monosakarida lainnya adalah fruktosa, fruktosa terdapat pada madu lebah.
Fruktosa merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar kekiri dan
karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Monosakarida yang jarang terdapat
bebas didalam adalah galaktosa, yang umumnya berikatan dengan galaktosa dalam
bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu (Poedjiadi, 2005).
Oligosakarida merupakan
senyawa yang terdiri atas dua buah atau lebih monosakarida yang dengan pengaruh
asam senyawa ini dapat mengalami hidrolisa menjadi bentuk-bentuk monosakarida
penyusunnya. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis
menghasilkan tiga hingga sepuluh monosakarida. Bila senyawa ini terdiri dari
dua monosakarida penyusun, disebut disakarida, dan apabila terdiri dari tiga
penyusun disebut trisakarida, apabila terdiri dari empat penyusun disebut
tetraosa dan demikianlah seterusnya. Contohnya adalah sebagai berikut ini; stakiosa,
sukrosa, sakarosa, maltosa, dan laktosa (Ronditasyah, 2009).
Pada umumnya
polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan
oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan
tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak bersifat mereduksi.
Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu
juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid.
Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum, glikogen,
dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 2005) .
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan dan Alat
percobaan
Bahan
: - Glukosa 1%
- Fruktosa 1%
- Sukrosa
1%
- H2SO4
Alat
: - Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet volume
- Pipet tetes
- Pipet mikro
3.2.
Prosedur Percobaan
a. Siapkan 7 Tabung reaksi
b. Masing-masing tabung diisi dengan 2
ml Glukosa 1%, Fruktosa 1%,Sukrosa
1%.
c. H2SO4 pekat di
tambahkan pada masing-masing tabung melalui dinding tabung
pelan-pelan sampai timbul 2 lapisan.
d. Percobaan diulangi sekali lagi.
e. Amati percobaan yang terjadi.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel hasil pengamatan
Preparat : Pipet Mikro (1000 mikro
= 1 ml)
No.
|
Larutan/Bahan
|
Dosis/Takaran
|
Warna
|
Keadaan
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
Fruktosa 1%
|
2 ml/tetes
|
Coklat kehitaman
|
Sangat panas
|
Adanya
cincin ungu
|
2.
|
Sukrosa 1%
|
2ml/tetes
|
Coklat terang
|
Hangat
|
Adanya
cincin coklat
|
3.
|
Glukosa 1%
|
4ml/tetes
|
Kuning terang
|
Hangat
|
Adanya
cincin ungu muda
|
4.
|
Aquades
|
2ml/tetes
|
bening
|
Panas
|
bening
|
4.2. Pembahasan
Dari Praktikum yang
telah kami lakukan dan kami paparkan dalam sebuah hasil pengamatan dalam bentuk
tabel bahwa pemberian asam(H2SO4) pada masing-masing bahan/larutan, jenis
karbohidrat seperti Fruktosa, Sukrosa, Glukosa, dan Aquades menunjukkan hal
yang signifikan dimulai dari pemberian dosis/takaran asam(H2SO4) pada
masing-masing larutan Fruktosa(2 ml), Sukrosa(2 ml), Glukosa(4 ml) dan
Aquades(2 ml) berdampak pada perubahan warna, keadaan dan hasil pengamatan
seperti fruktosa(coklat kehitam-hitaman,hangat, dan adanya cincin ungu),
Sukrosa(coklat terang, hangat dan adanya cincin coklat), Glukosa(kuning,sangat
panas dan adanya cincin ungu muda), dan Aquades(bening, panas dan bening).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Uji molish dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya karbohidrat pada suatu bahan. Meskipun uji ini
tidak spesifik terhadap karbohidrat, tapi apabila hasil reaksi yang diperoleh
adalah negatif menunjukkan bahwa tidak ada bahan yang diperiksa tidak
mengandung karbohidrat. Uji ini harus ditambahkan asam sulfat pekat yang
berfungsi untuk menghidrasi turunan-turunan karbohidrat atau membentuk furfural
warna yang terjadi pada reaksi yang positif adalah warna ungu. Glukosa 1%,
fruktosa 1%, sukrosa 1%, dan Aquades memberikan hasil yang positif pada uji
ini.
5.2. Saran
Pada uji molisch
sebaiknya penetesan H2SO4 dilakukan secara hati-hati karna jika tidak, hasil
larutan akan terlalu pekat dan cincin ungu yang terbentuk tidak terlihhat.
Seharusnya praktikan lebih teliti dalam mengamati warna larutan. sehingga tidak
keliru dalam menganalisis suatu bahan yang memang mengandung senyawa
karbohidrat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anshory,I. 2000. Kimia. Erlangga : Jakarta
Marks,D. 2000 .Biokimia Kedokteran Dasar. EGC : Jakarta
Marzuki,I. 2009. Biokima Kesehatan. pustaka As .Salam : Makasar
Poedjiadi,A. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta
Pratana,C. 2003. Kimia Dasar. UM Press : Malang
Rohman, A. 2007. Analisis Makanan. Gadja Mada University
Press : Jogjakarta
Ronditasyah. 2009. Uji Kandungan Karbohidrat. Gramedia : Jakarta
Saifuddin. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar. Laboratorium Terpadu Kesehatan
Masyarakat : Bandung
Supriyanti. 2005. Kimia Karbohidrat. Gramedia : Jakarta
0 Komentar