BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Alang-alang
adalah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan
pertanian. Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang
tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah
yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di
tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah
yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi
lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang
senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera
menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang
mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang
dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas.
Secara
umum, alang-alang digunakan untuk melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah
tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta
tutupan daunnya yang rapat, memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan
itu. Di Bali dan Indonesia timur umumnya, daun alang-alang yang dikeringkan dan
dikebat dalam berkas-berkas digunakan sebagai bahan atap rumah dan bangunan
lainnya. Daun alang-alang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk melindungi
tanah di lahan pertanian. Serat halus dari malai bunganya kadang-kadang
digunakan sebagai pengganti kapuk, untuk mengisi alas tidur atau bantal. Rimpang
dan akar alang-alang kerap digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk
meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain.
Bayam
duri (amaranthus spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth. Tumbuhan ini
banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah, lading atau di jalan-jalan
kampung. Namun, tidak banyak yang tahu manfaat ari tanaman ini sehingga
keberadaannya seriang dibiarkan bahkan dicabut karena dianggap sebagai tanaman
pengganggu
Tumbuhan bayam duri mempunyai
batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khusus
yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri,
sehingga orang mengenalnya sebagai bayam duri. Bentuk daunnya menyerupai
belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunga berbentuk bunga bongkol, berwarna
hijau muda atau kuning, bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup
sinar matahari dengan suhu udara antara 25-35 celcius (Thiny, 2012).
Peristiwa
alelopati ialah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (alelopat) yang
dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan lain jenis yang
tumbuh di sekitarnya. Tumbuhan jenis lain yang tumbuh sebagai tetangga menjadi
kalah. Kekalahan tersebut karena menyerap zat kimiawi yang beracun yang berupa
produk sekunder dari tanaman pertama. Zat kimiawi yang bersifat beracun itu
dapat berupa gas atau zat cair yang dapat keluar dari akar, batang maupun daun.
1.2.
Tujuan praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh perkecambahan benih
bayam duri (Amaranthus spinous)
terhadap ekstrak alelopati dari gulma Alang-alang (Imperia cylindrica).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Alelopati
kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun, akar, bunga, buah
maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman. Beberapa contoh zat
kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas beracun, yaitu
Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan gugusan HCN,
amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas diuapkan
dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat
perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak
jenuh sederhana, fumarin, kinon, flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan
streroida juga dapat mengeluarkan zat alelopati (Moenadir,1998).
Imperata
cylindrica, atau lebih dikenal dengan alang-alang merupakan gulma berdaun
sempit yang tumbuh tegak dan berumpun. Alang-alang merupakan tumbuhan pionir
terutama pada lahan yang habis terbakar, sangat toleran terhadap faktor
lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan unsur hara yang miskin, namun
tidak toleran terhadap genangan dan naungan. Alang-alang dapat tumbuh pada
daerah tropik dan subtropik hingga ketinggian 2700m diatas permukaan laut (Sholhah,
2013).
Bayam
duri telah dikenal sejak lama sebagai tanaman tradisional yang bisa digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit. Bayam duri biasa digunakan untuk
menghentikan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan
racun (anti-toksin), menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan
darah kotor. Tanaman ini termasuk familia Amaranthaceae. Tumbuhan ini banyak
tumbuh liar di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran rendah sampai
dengan ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Tingginya dapat mencapai
1 meter. Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui bijinya yang bulat, kecil
dan hitam.Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang,
tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai
bayam duri. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari
dengan suhu udara antara 25 - 35 Celcius (Sulisty, 2013).
Zat-zat
kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh tumbuhan
penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain
melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau
batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan,
dan eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah (Indrianto, 2006).
Hambatan
pertumbuhan akibat adanya alelopat dalam peristiwa alelopati, misalnya hambatan
pada pembelahan sel, pengambilan mineral, respirasi, penutupan stomata,
sintesis protein, dan lain-lain. Zat-zat tersebut keluar dari bagian atas tanah
berupa gas, atau eksudat yang turun kembali ke tanah dan eksudat dari akar.
Jenis zat yang dikeluarkan pada umumnya
berasal dari golongan fenolat,terpenoid, dan alkaloid. Substansi yang
aktif bertindak dalam peristiwa alelopati diistilahkan pula dengan fisotoksis
dari pelapukan sisa tanaman. Bahan kimia yang dihasilkan tanaman dan merugikan
tanaman lain adalah secara potensial bersifat ototoksis. Ototoksis sebagai
penghambat tumbuhan tersebut penghasil substansi alelokemik tersebut
menunjukkan adanya pengaruh intraspesifik (Yuliani dan Rahardjo, 2012).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan waktu
Adapun praktikum “Pengaruh
perkecambahan benih bayam duri (Amaranthus
spinous) terhadap ekstrak alelopati dari gulma Alang-alang (Imperia cylindrica)” dilakukan pada hari selasa, Oktober 2015 pada pukul 14.00 WIB dan
dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala.
3.2. Alat dan bahan
A. Alat
- Petridish
- Timbangan analitik
- Pinset
- Kertas penyaring
- Gelas ukur
- Suntik
- Sendok
- Isolasi
B. Bahan
- Benih bayam
duri (Amaranthus spinous)
- Ekstrak
alelopati dari gulma Alang-alang (Imperia
cylindrica)
-
Twin
-
Aquadest
3.3. Cara kerja
1. Esktrak
alang-alang (Imperata cylindrica) ditimbang dengan timbangan analitik sebanyak
0,1 gr, 0,2 gr, dan 0,3 gr.
2. Ekstrak
dilarutkan dengan twin dan aquades secukupnya sampai 10 ml di dalam gelas ukur.
3. Dituangkan
ke petridish yang sudah di berikan kertas penyaring.
4. Benih
bayak duri diletakkan dengan pinset sebanyak 25 biji.
5. Petridish
direkatkan dengan isolasi.
6. Dilakukan
pengamatan pengaruh ekstrak tersebut terhadap perkecambahan bayam duri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Tabel 1. Tabel pengamatan perkecambahan benih Amaranthus spinosus L
selama 14 hari
Perlakuan
|
Parameter pengamatan
|
||||
PT (%)
|
DB (%)
|
Kct (%/etmal)
|
Kst (%)
|
Ti 50 (hari)
|
|
Kontrol
|
28
|
16
|
8, 92
|
8
|
5, 4
|
Ekstrak 1%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Ekstrak 2%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Ekstrak 3%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Nilai kecepatan tumbuh Kct
Hari ke
|
Æ© KN setiap hari
|
Nilai kecepatan tumbuh (%/etmal)
|
7
|
1
|
1/4 x 100% : 7 = 3,
57
|
14
|
3
|
3/4 x100% : 14 =5, 35
|
Total
|
4
|
8, 92 %/etmal
|
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang sudah
dilakukan, ekstrak gulma alang-alang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
bayam duri. Disini sangat jelas bahwa alang-alang memiliki senyawa alelopati
yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan dari bayam duri tersebut. Pada
pengamatan kontrol yang tidak diberikan ekstrak, tumbuhan bayam duri tumbuh
dengan cepat yaitu 8,92% dengan daya berkecambah yang bagus juga yaitu 16%.
Potensi tumbuh yang sudah diamati berkisar 28 % pada perlakuan kontrol.
Pada pengamatan 1%, 2% dan 3% benih bayam duri tidak
ada yang mengalami tanda-tanda perkecambahan, hal ini dipengaruhi oleh zat alelopati
yang terandung dalam ekstrak tersebut. Alang-alang dapat dikatakan sangat
berbahaya untuk hidup di lingkungan tanaman budidaya karena bersifat merusak.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang
telah dilakukan adalah :
- Allelopati
adalah suatu zat yang dihasilkan oleh suatu tanaman yang dapat merusak
tanaman yang lain.
- Alang-alang
mempunyai zat alelopati yang berbahaya, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan tanaman budidaya.
- Alang-alang
dapat digunakan untuk herbisida nabati yang dapat membunuh gulma.
- Pada
pengamatan kontrol yang tidak diberikan ekstrak, tumbuhan bayam duri
tumbuh dengan cepat yaitu 8,92% dengan daya berkecambah yaitu 16%.
- Pada pengamatan 1%, 2% dan 3% benih bayam duri tidak ada yang mengalami tanda-tanda perkecambahan, hal ini dipengaruhi oleh zat alelopati yang terandung dalam ekstrak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Moenandir,J .1998. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawali
pers.
Jakarta.
Sholhah. 2013. Pengaruh
allelopati daun alang-alang (imperata cylindrica)
terhadap perkecambahan
biji terong (solanum melongena).
(http://alfibelajarbiologi.blogspot.co.id/2013/05/pengaruh
allelopati-daun-alang-alang_6691.html).
Diakses
pada tanggal 23 November 2015.
Sulisty, N. 2013. Bayam Duri Tanaman Liar yang perlu dilirik keberadaannya.
(https://biologinunik.wordpress.com/2013/01/03/bayam-duri
tanaman-liar-yang-perlu-dilirik-keberadaannya/).
Diakses pada
tanggal
23 November 2015.
Thyni. 2012. Laporan
alelopat. (http://thyni-littlestar.blogspot.co.id/2012/04/v
behaviorurldefaultvmlo.html).
Diakses pada tanggal 23 November
2015
Yuliani, dan Rahardjo. 2012. Panduan Praktikum Ekofisiologi. Universitas
Negeri
Surabaya.
Surabaya.
0 Komentar