Laporan Fisiologi Tumbuhan : Pengukuran Transpirasi Tanaman Per Unit Luas Daun


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tanaman dalam bentuk uap air. faktor-faktor yang mempengaruhi proses transpirasi adalah temperatur dan kelembaban udara, cahaya, zat anti tranpirasi dan angin. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar proses fisiologi dalam tumbuhan berlangsung dengan adanya air. Air penting bagi pertumbuhan, karena air mempunyai unsur pokok utama protoplasma. Meskipun peranannya penting, jumlah air yang sebenarnya diinginkan dalam proses pertumbuhan hanyalah sebagian kecil dari jumlah air yang diabsorbsikan dari tanah. Sebagian besar dari air (99%) yang masuk ke dalam tumbuhan hilang melalui daun dan batang sebagai uap air.
            Transpirasi sering dikaitkan dengan daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun dan juga karena daun-daun itu lebih kena udara dari pada bagian-bagian lain dari suatu tanaman. Daun merupakan bagian tanaman yang mempunyai fungsi sangat penting karena fungsi yang lain tergantung pada daun baik secara langsung ataupun tidak langsung. Daun mempunyai hubungan dengan proses fotosintesis.

1.2. Tujuan
            Adapun tujuan praktikum ini Untuk menetapkan atau mengukur transpirasi pada tanaman.


II. TINJAUAN PUSTAKA


Pada siang hari tumbuahan menerima radiasi matahari, sebagian dari radiasi matahari ini akan diserap tumbuhan. Jika serapan energi matahari ini tidak diimbangi dengan usaha untuk membebaskan energi tersebut, maka suhu tumbuhan akan meningkat. Peningkatan suhu yang berlebihan akan sangat mengganggu metabolism tumbuhan. Transpirasi merupakan proses yang membutuhkan banyak energi dalam tahap penguapan dari molekul-molekul air. untuk menguapkan 1 g molekul air dibutuhkan energi lebih dari 580 kalori (Benyamin Lakitan, 1993).
            Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat dibandingkan dengan sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah melalui akar, mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi, merupakan konsekuensi struktur tumbuhan dalam hubungannya dengan lingkungan (Loveless, 1991).
Sehelai daun yang dikenai cahaya matahari secara langsung akan mengabsorbsi energi radiasi. Hanya sebagian kecil dari energi tersebut yang digunakan dalam fotosintesis. Pemanasan tersebut meningkatkan transpirasi, karena suhu daun biasanya merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi laju proses tersebut. Fakta yang menunjukkan bahwa daun yang kena cahaya matahari mempunyai laju suhu yang lebih tinggi daipada suhu udara memungkinkan laju transpirasi yang cepat, bahkan dalam udara yang jenuh. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung, dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata (Tjitrosomo, 1990).


III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu percobaan
Tempat Percobaan : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
        Universitas Syah Kuala.
Waktu Percobaan   : Jumat 7 Februari 2014 pukul 10:00-12:00 WIB.

3.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : - Tanaman Cabai atau Kedelai
Alat    : - Kantong Plastik
             - Karet gelang
             - Timbangan
             - Kipas angin
             - Leaf area meter

3.3. Prosedur Percobaan
1.      Pot dibungkus dengan kantong plastik yang diikat dengan karet gelang pada tanaman.
2.      Berat total tanaman di dalam pot ditimbang.
3.      Tanaman diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari penuh untuk meningkatkan laju transpirasi.
4.      Tanaman ditimbang berulang-ulang dengan interval waktu 30 menit dan 24 jam.
5.      Pada saat akhir percobaan,luas daun diukur dengan alat leaf area meter.
6.      Air yang hilang persatuan waktunya dihitung.
   

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Jenis Tanaman
Berat Tanaman Sebelum dan Sesudah Transpirasi
(persatuan waktu)
BT   awal
BT 30 menit
BT 60 menit
BT 90 menit
BT 24 jam
Tanaman Cabai
1,20 kg
1,20 kg
1,19 kg
1,20 kg
1,30 kg

4.2. Pembahasan
            Dari tabel pengamatan, dapat kita lihatpada tanaman I adanya pengurangan berat tanaman pada BT menit ke 60. Hal ini menandai bahwa tanaman mulai mengalami transpirasi. Volum air mulai berkurang karena suhu yang terlalu tinggi.  BT awal dan BT menit ke 30 tidak mengalami pengurangan berat tanaman karena waktu yang belum cukup untuk tanaman mengalami transpirasi. Sementara menit ke 90 dan 24 jam mengalami kenaikan berat tanaman karena dipengaruhi oleh hujan yang sempat membasahi tanaman tersebut. Pada intinya tetap sama, jika suhu terlalu tinggi, tanaman akan mengalami traspirasi dan volum air dalam tanaman akan berkurang pula.



V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun yang dapat diambil kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1.      Transpirasi adalah hilangnya air dari tanaman dalam bentuk uap air melalui daun karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun.
2.      Tranpirasi terjadi saat suhu meningkat akibat energi radiasi matahari yang tidak dibebaskan.
3.      Daun yang kena cahaya matahari mempunyai laju suhu yang lebih tinggi daipada suhu udara memungkinkan laju transpirasi yang cepat, bahkan dalam udara yang jenuh.
4.       Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung, dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.

5.2. Saran
Sebaiknya praktikum-praktikum selanjutnya diadakan pengawasan oleh asisten dalam melakukan pengamatan agar hasil pengamatannya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.



DAFTAR PUSTAKA

Lakitan,B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo Persada : Jakarta

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta

seputro,D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta.

Sitompul,S. M. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press : Yogyakarta..

Tjitrosomo, S.S. 1990. Botani Umum. Penerbit Angkasa : Bandung

Wilkins,M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta

Posting Komentar

0 Komentar