I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Enzim adalah
biokatalisator yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia tanpa enzim tersebut
mengalami perubahan dan secara kolektif membentuk metabolisme antara
(intermediary metabolism). Bromelim tergolong kelompok enzim protease sulfhidril. Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang
nanas.
Buah nanas mengandung bromelain
(enzim protease yang dapat menghidrolisaprotein), sehingga dapat digunakan
untuk melunakkan daging. Bromelin memiliki kemampuan untuk memecah struktur
molekul protein menjadi bentuk lebih sederhana (asam amino).
Secara umum yang dimaksud dengan
papain adalah salah satu enzim proteolitik yang dihasilkan dari isolasi
penyadapan getah buah pepaya. Enzim papain berasal dari buah pepaya, sedangkan
kandungan tertinggi papain terdapat pada buah pepaya muda. Dalam getah pepaya
yang masih muda terdapat tiga jenis enzim, yaitu enzim papain, kimopapain dan
lisozim. Enzim papain dan kimopapain ini mempunyai kemampuan menguraikan
ikatan-ikatan dalam molekul protein, sehingga protein terurai menjadi
polipeptida dan dipeptida. Akan tetapi, untuk proses pengempukkan daging lebih
efektif menggunakan enzim papain
Enzim memiliki banyak
jenis, baik yang alami dari alam atau pun enzim
buatan. Misalnya enzim dari alam, enzim papain, rennin, fisin dan
bromelin. Kebanyakan enzim dari alam terdapat pada bahan pangan, misalnya
bromelin terdapat pada tanaman nanas dan papain terdapat pada tanaman papaya. Enzim
bromelin adalah enzim yang secara alami terdapat pada buah dan batang nanas . bromelin merupakan salah satu
jenis enzim. Protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada
protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino.
Enzim papain adalah
salah satu enzim proteolitik yang dihasilkan dari isolasi penyadapan getah buah
pepaya. Aktivitas katalis enzim dipengaruhi oleh suhu enzim. Sebagian protein
akan mengalami denaturasi bila suhunya dinaikkan yang mengakibatkan konsentrasi
efektif enzim akan menurun dan daya
kerja enzim akan menurun pula.
Kecepatan katalisis juga akan semakin
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi enzim. Tingginya konsentrasi enzim,
akan mempengaruhi banyaknya substrat yang ditransformasi. Lamanya waktu kerja
enzim juga mempengaruhi keaktifannya. Kecepatan katalis enzim akan meningkat dengan lamanya waktu reaksi.
1.2. Tujuan Percobaan
- Untuk membandingkan dan
mengidentifikasi kandungan pati
- Mengetahui cara kerja amylase
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Untuk mendapatkan
daging yang empuk telah diusahakan berbagai cara di antaranya dengan melakukan
pemuliaan ternak. Hal itu dikarenakan 50 % dari factor yang menentukan eempukan
daging ialah factor genetika atau keturunan. Di samping itu, digunakan cara
pemberian pakan ternak yang baik sebab pakan berperan dalam pembentukan terktur
daging, serta dengan cara pemeraman (penyimpanan dalam suhu dingin). Terjadinya
keempukan daging selama pemeraman disebabkan protein daging mengalami perubahan
oleh enzim. (Santoso.B, 2007)
Kini cara pengempukan
daging sudah modern, yaitu dengan menggunakan protase (enzim pemecah protein)
kasar maupun murni. Bahkan enzim tersebut sudah diproduksi dalam skala industry
dan penggunaannya dalam keluarga dan restoran sudah diterima dengan baik. (Anna.
P, 1998)
Enzim protase yang
telah lama digunakan untuk pengempukan daging berasal dari tanaman terutama papain,
bromelin, dan fisin yang berturut-turut dari buah papaya muda, nenas matang,
dan getah pohon ficus. Enzim papain paling banyak digunakan. Enzim ini
tergolong getah papaya, terdapat tiga jenis enzim, yaitu papain, kimopapin, dan
baik pada larutan yang mempunyai pH 5,0. . (Soeparno, 1992)
Papain mempunyai
keaktifan sintetik serta daya tahan panas yang di samping keaktifan untuk
memecah protein, papain mempunyai senyawa menyerupai protein yang disebut
plastein dari hasil enzim papain sangat sederhana dan praktis, yaitu buah
papaya diambil bagian luar kulitnya, kemudian getah terseut ditampung dan
dikeringkan dengan tepung maka hasilnya papain yang kasar. Tinggi rendahnya
keaktifan enzim papain yang dihasilkan tergantung dari cara pengolahannya. (Winarno,
1995)
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Tempat dan Waktu percobaan
Tempat Percobaan : Laboratorium Ilmu dan
Teknologi benih Fakultas Pertanian
Universitas Syah Kuala.
Waktu Percobaan : Rabu, 16 April 2014 pukul 08:00-10:00 WIB.
3.2
Bahan dan Alat Percobaan
a. Bromelin
Bahan
: - Daging
- Juz nenas
Alat : - Beaker glass
- Gelas ukur
b. Papain
Bahan
: - Daging
- Papain (getah papaya)
Alat : - Beaker glass
- Gelas ukur
3.3
Prosedur Percobaan
a. Bromelin
- 4 buah beaker glass yang diisi
potongan daging
- beaker glass pertama dan kedua
diisi dengan jus nenas 2 jam sebelum praktikum.
- beaker glass pertama ke dalam
lemari pendingin dan beaker glass kedua disimpan pada suhu kamar.
- beaker glass ketiga dan
keempat diisi dengan jus nenas 1 jam sebelum praktikum.
- beaker glass ketiga dimasukkan
ke dalam lemari pendingin dan beaker glass keempat disimpan pada suhu
kamar.
- Perubahan yang terjadi diamati pada saat praktikum.
b.
Papain
- 4 buah beaker glass yang diisi
potongan daging
- beaker glass pertama dan kedua
diisi dengan papain 2 jam sebelum praktikum.
- beaker glass pertama ke dalam
lemari pendingin dan beaker glass kedua disimpan pada suhu kamar.
- beaker glass ketiga dan
keempat diisi dengan papain 1 jam sebelum praktikum.
- beaker glass ketiga dimasukkan
ke dalam lemari pendingin dan beaker glass keempat disimpan pada suhu
kamar.
- Perubahan yang terjadi diamati
pada saat praktikum.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel Hasil
pengamatan percobaan enzim bromelin
No.
|
Nama Beaker
|
Campuran
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
direndam
|
Sesudah
direndam
|
|||
1.
|
1 Jam suhu ruang
± 280 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + jus nenas
(2 SDM)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah pucat
Tekstur = padat,keras
Aroma = -
tidak amis
- bau nenas
|
2.
|
1 Jam suhu pendingin ± 100 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + jus nenas
(2 SDM)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah pucat
Tekstur = padat,keras
Aroma = -
tidak amis
- bau nenas
|
3.
|
2 Jam suhu ruang
± 280 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + jus nenas
(2 SDM)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
putih pucat
Tekstur = lembut
Aroma = -
amis bau
- bau nenas
|
4.
|
2 Jam suhu pendingin ± 100 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + jus nenas
(2 SDM)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah pucat
Tekstur = keras,padat
Aroma = -
tidak amis
- bau nenas
|
Tabel
hasil pengamatan percobaan enzim papain
No.
|
Nama Beaker
|
Campuran
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
direndam
|
Sesudah
direndam
|
|||
1.
|
1 Jam suhu ruang
± 280 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + Getah
pepaya (secukupnya)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = -
tidak amis
- bercampur
|
2.
|
1 Jam suhu pendingin ± 100 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + Getah
pepaya (secukupnya)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah pucat
Tekstur = lembut
Aroma = -
tidak amis
- bercampur
|
3.
|
2 Jam suhu ruang
± 280 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + Getah
pepaya (secukupnya)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah segar
Tekstur = keras,padat
Aroma = -
tidak amis
- bercampur
|
4.
|
2 Jam suhu pendingin ± 100 C
|
Potongan danging (0,5 ruas ibu jari) + Getah
pepaya (secukupnya)
|
Warna = merah segar
Tekstur = padat,keras
Aroma = - amis bau
- khas daging
|
Warna =
merah pucat
Tekstur = lembut
Aroma = -
tidak amis
- bercampur
|
4.2. Pembahasan
Jus nanas mengandung
enzim bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau
peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging . Enzim tersebut
akan bekerja secara optimal tergantung dari konsentrasi yang diberikan. Sama
halnya dengan enzim papain yang bekerja optimal pada suhu tertentu. Enzim
bromelain mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi lebih
empuk.
Proses pengempukan
terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi protein daging oleh enzim.
Proteolisis kolagen menjadi hidroksiprolin mengakibatkan shear force kolagen
berkurang sehingga keempukan daging meningkat . Proteolisis miofibril
menghasilkan fragmen protein dengan rantai peptida lebih pendek. Semakin banyak
terjadi proteolisis pada miofibril, maka semakin banyak protein terlarut dalam
larutan garam encer . Terhidrolisisnya kolagen dan miofibril menyebabkan
hilangnya ikatan antarserat dan juga pemecahan serat menjadi fragmen yang lebih
pendek, menjadikan sifat serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging
semakin empuk.
Dalam tabel hasil
pengamatan dapat dilihat bahwa daging yang diberi enzim bromelin dalam suhu
kamar lebih bekerja optimal mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging
sapi yang diberi enzim bromelin pada suhu lemari es. Sama halnya dengan daging
sapi yang diberi enzim papain dan ditempatkan dalam suhu kamar hasilnya lebih
optimal dapat mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang
diberi enzim papain dan di tempatkan pada suhu lemari es.
Burges dan Shaw dalam
Godfrey dan Reichet (1986) menyatakan bahwa enzim akan bekerja secara optimal
tergantung dari konsentrasi yang diberikan yaitu suhu. Lebih lanjut sebagian
protein akan mengalami denaturasi bila suhunya dinaikkan yang mengakibatkan
konsentrasi efektif enzim akan menurun dan daya kerja enzim akan menurun pula.
Suhu optimum enzim bromelin adalah 50 sampai 60oC, tetapi pada kisaran 30
sampai 60oC enzim masih bisa bekerja dengan baik . Berdasarkan percobaan.
terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim, dengan kata
lain baik enzim bromelin maupun enzim papain dapat bereaksi optimal pada suhu
kamar.
Buah
nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa
protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Enzim tersebut akan bekerja secara optimal tergantung dari konsentrasi
yang diberikan. Sama halnya dengan enzim papain yang bekerja optimal pada suhu
tertentu. Enzim bromelain mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging
menjadi lebih empuk.
Proses
pengempukan terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi protein daging oleh
enzim. Proteolisis kolagen menjadi hidroksiprolin mengakibatkan shear force
kolagen berkurang sehingga keempukan daging meningkat. Proteolisis miofibril
menghasilkan fragmen protein dengan rantai peptida lebih pendek. Semakin banyak
terjadi proteolisis pada miofibril, maka semakin banyak protein terlarut dalam
larutan garam encer. Terhidrolisisnya kolagen dan miofibril menyebabkan
hilangnya ikatan antarserat dan juga pemecahan serat menjadi fragmen yang lebih
pendek, menjadikan sifat serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging
semakin empuk.
Sama
halnya dengan daging sapi yang diberi enzim papain dan ditempatkan dalam suhu
kamar hasilnya lebih optimal dapat mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan
daging sapi yang diberi enzim papain dan di tempatkan pada suhu lemari es Enzim
tersebut akan bekerja secara optimal tergantung dari konsentrasi yang diberikan.
Sama halnya dengan enzim bromelin yang bekerja optimal pada suhu tertentu.
Enzim papain mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi
lebih empuk.
Berdasarkan
percobaan. terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim,
dengan kata lain baik enzim bromelin maupun enzim papain dapat bereaksi optimal
pada suhu kamar.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada praktikum
tersebut,dapat disimpulkan bahwa :
- Jus nanas mengandung enzim bromelin
(enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide),
sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging.
- Ada komponen keempukan daging
yaitu struktur miofibrilar dan status konstraksinya,kandungan jaringan
ikat dan tingkat ikatan silangnya, dan daya ikat air oleh protein.
- Pada bromelin yang didinginkan
tekstur dan warnanya berbeda dengan bromelin yang didiamkan pada suhu
kamar. Karna pada suhu kamar jaringan yang ada di dalam daging bekerja
sedangkan bromelin yang di dalam pendingin jaringan yang di dalam daging
tidak bekerja.
- Pada papain hanya terkturnya
yang berbeda,pada suhu kamar teksturnya lebih empuk atau lebih lembut
dibandingkan disimpan pada suhu dingin.
DAFTAR
PUSTAKA
Santoso.B, 2007. Biologi. Perpustakaan nasional : Surabaya
Anna. P, 1998. Dasar-dasar Biokimia. Yayasan Cendrawasih : Bandung
Sadikin
M. 2002. Biokimia enzim. Widya Medika
: Jakarta.
Soeparno, 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Fakultas Peternakan UGM Gajah Mada
University Press : Surabaya
Sunarto.
2008. Enzim Pangan.. PT. Gramedia :
Jakarta
Winarno,
1995. Enzim Pangan. Cetakan ke 2. PT.
Gramedia : Jakarta
0 Komentar