Laporan Fisiologi Tumbuhan : Efek Auksin


I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Auksin berasal dari bahasa Yunani “Auxano” yang berarti tumbuh atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi permacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon) yang paling awal ditemukan. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi,) maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang spesifik; seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan buah. Beberapa kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti inisiasi akar.
Dalam fisologi tumbuhan, apikal dominan adalah suatu prinsip distribusi auksin dalam organisasi tumbuhan, dengan menekankan pertumbuhan ke arah atas (apikal) dan mengesampingkan percabangan (lateral). Auksin sebagai faktor penyebab dominasi apical ini merupakan hormon yang diproduksi secara alamiah dalam tumbuh tanaman. Auksin banyak digunakan dalam kerja mikropropagasi dan bekerja sama dengan medium makanan ( nutrien ) untuk memelihara pertumbuhan kalus, suspensi sel atau organ ( seperti meristem, tunas dan ujung akar ) dan mengatur morfogenesis.
Apikal dominan tersebut menyebabkan tanaman dapat tumbuh lebih tinggi dan meningkatkan eksposur tanaman terhadap cahaya matahari. Produksi auksin oleh tunas apikal berdifusi ke arah bawah tumbuhan mengikuti gaya gravitasi serta menghambat pertumbuhan tunas lateral. Pemotongan tunas apikal beserta hormonnya akan menyebabkan tunas lateral dorman yang terletak di bawah untuk mulai tumbuh. Ketika tunas apikal dihilangkan, sumber auksin dihapus. Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah menyebabkan tunas lateral terpacu untuk tumbuh. Tunas lateral akan lebih sensitive terhadap auksin daripada tunas apikal. Kemudian, tunas yang berada diantara ketiak daun dan batang menghasilkan percabangan baru yang akan berkompetisi untuk menjadi titik tumbuh. Pergerakan auksin pada tempat sintesisnya dilakukan dengan system translokasi floem apabila terjadi dalam jarak yang cukup jauh dan melalui mekanisme auksin polar transport apabila dilakukan antar sel yang berdekatan.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui efek IAA pada gejala apikal dominan

1.3. Hipotesis
Pertumbuhan tunas lateral dapat terhabat oleh hormon auksin yang diproduksi pada ujung atau tunas apikal. Dengan pemotongan pucuk tanaman juga dapat menghentikan pertumbuhan apikal dominan sehingga dapat memacu pertumbuhan tunas lateral.


II. TINJAUAN PUSTAKA


Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel, fase diferensiasi sel. Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apical. (Chambell. 2000)
Pada pertumbuhan tanaman terdapat persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhannya Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Pada batang sebgaian besar, kuncup apikal memberi pengaruh yang menghambat kuncup terhadap tunas lateral dengan mencegah atau menghambat perkembangannya. Produksi kuncup yang tidak berkembang mengandung pertahanan pasif karena bila kuncup rusak kuncup samping akan tumbuh dan menjadi tajuk (Hilman,1984)
Dominansi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk. Pucuk apikal merupakan tempat produksi auksin, jika pucuk apikal (tunas pucuk) dipotong maka produksi auksin terhenti. Sehingga pada pengamatan ini dilakukan pemotongan pada tunas pucuk dengan harapan akan tumbuh tunas lateral yang mana peran auksin yang disentesis pada tunas pucuk akan terhenti dan pada pengamatan ini digantikan oleh beberapa jenis konsentrasi hormon auksin (IAA) yang berfusi dengan lanolin untuk mengetahui pertumbuhan tunas lateralnya.( Sustetyoadi.2004)
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk, Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk (Dahlai, 2001).



III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat percobaan
Tempat Percobaan : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
        Universitas Syah Kuala.
Waktu Percobaan   : Jumat, 25 April 2014 pukul 10:00-12:00 WIB.

3.2. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan :  Tanaman kacang kedelai (Glicine max)
Alat    : - Larutan IAA dalam lanolin (0,1 dan 0,5 %)
             - Polybag

3.3. Prosedur Percobaan
1. tiga polybag disiapkan dan ditanami 6-8 biji kacang kedelai
2.3 tanaman kacang yang homogeny dipilih dari sejumlah biji yang tumbuh.
3. Perlakuan :
   a. Tanaman pada pot I dibiarkan tumbuh normal.
   b. Tanaman pada pot II, bagian pucuk tanaman di potong,kemudian batang
       bekas potongan diolesi dengan lanolin.
   c. Tanaman pot III, bagian pucuk batangnya di potong, dan diolesi dengan  IAA
       dalam lanolin (0,1% atau 0,5%)
4. Tanaman diletakkan de green house dan di siram secukupnya.
5. pertumbuhan tunas ketiak diamati setelah 2 minggu.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel data hasil pengamatan efek auksin pada peristiwa apikal dominan
Sampel tanaman
kontrol
Lanolin saja
IAA 0,1%
IAA 0,5%
1
10
5
5
6
2
10
6
-
6
3
8
5
-
-
Rata-rata
14
8
5
6









4.2. Pembahasan
Auksin merupakan hormon pertumbuhan pada tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal tanaman. Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah.
Pada saat praktikum dilakukan pemotongan pada pucuk karena auksin diproduksi di daerah tersebut sehingga dapat menghentikan pertumbuhan auksin dan digantikan IAA(Indol Acetic Acid) da Lanolin. Untuk membandingkan diberikan kontrol dimana pucuk yang dipotong ditak diolesi apapun. Setelah dua minggu dilihat hasilnya dan dihitung jumlah tunas ketiak. Hal hasil didapat data seperti tabel diatas. jumlah rata-rata tunas lateral untuk perlakuan Lanolin yaitu 8, hamper sama dengan hasil yang diperoleh pada perlakuan IAA 0,1% yaitu 5 dan IAA 0,5% yaitu 6. Sedangkan angka 14  diperoleh pada jumlah rata-rata tunas lateral pada tanaman kontrol. Berdasarkan data diatas, pertumbuhan tunas lateral tanaman kontrol lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan IAA dan Lanolin merupakan salah satu jenis hormon auksin pasta yang kemampuanya untuk memaksimalkan pemanjangan tidak sebaik hormon asli yang dihasilkan tanaman yaitu auksin. Lanolin dan IAA juga dapat menghambat pertumbuhan mata tunas samping/lateral.


V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
  1. Auksin merupakan hormon pertumbuhan pada tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
  2. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat
  3. Berdasarkan data, pertumbuhan tunas lateral tanaman kontrol lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan hasil yang baik dan data yang maksimal.


 DAFTAR PUSTAKA

Chambell. 2000.Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang

Posting Komentar

0 Komentar